Friday, 6 January 2017

Obat yang harus tersedia Saat Anak Terkena Cacar

27 Juli 2016
Badan si kecil terasa agak panas tapi suhunya baru 37,5 C.  Saat memandikan ada 1 (satu) bintik merah di betis kaki kanan, 1 (satu) bintik merah di perut , dan 1 (satu) bintik merah di lengan kiri . Masih berpikir positif bahwa itu hanya bintik merah karena gigitan serangga. Maklum saya belum pernah sakit cacar sedangkan si Ayah pernah sakit cacar tapi saat usia 1 tahunan jadi tidak ingat sama sekali.

28 Juli 2016
Sepulang menjemput sekolah, Bunda di daycare menyarankan saya supaya si kecil dibawa periksa ke Dokter karena terindikasi kena Cacar. Tanpa berprasangka apapun saya hanya bisa menduga-duga darimana si Kecil bisa kena virus cacar, tapi wajar saja jika si kecil sakit cacar karena saya tidak memberikan vaksin cacar pada si kecil. Tapi syukurlah bunda di daycare juga teliti jadi saya bisa cepat mengambil tindakan. Karena ayah si Kecil masih belum pulang dari Semarang, saya berencana mengajak si Kecil ke Dokter nanti malam setelah si Ayah datang atau besok jumat atau sabtu tanggal 30 Juli saja. Sambil menunggu si Ayah datang saya browsing cara mengobati cacar air beserta obat yang umum digunakan untuk mengurangi dampak dari cacar tersebut. 

Namun malam hari ini saya batal membawa si Kecil ke dokter karena si ayah datang ke rumah setelah lewat jam 8 malam. Panas tubuh si kecil menjadi 38 C - 38,5 C dan saya mengobatinya dengan obat penurun panas yang mengandung paracetamol. sedangkan bentol-bentol merah yang semakin bertambah karena cacar saya berikan salep acyclovir yang saya peroleh dari apotek (setelah browsing sebelumnya dan tanya-tanya ke teman teman yang berpengalaman pada penyakit cacar)

29 Juli 2016
Sepulang si Ayah dari Semarang ternyata si Ayah malah masuk angin. Badannya juga panas, jadi jangankan mengantar si kecil ke dokter, si Ayah sendiri pun perlu dibawa ke Dokter. Akhirnya hari jumat ini saya berangkat kerja sendiri sedangkan si Kecil dan Ayahnya istirahat dirumah. Jam Istirahat saya pulang ke rumah untuk jaga si kecil  menggantikan si Ayah yang akan shalat jumat. Kondisi si kecil masih aktif dan lincah, panas tubuhnya sudah normal tapi bintik merahnya makin banyak dan si Kecil mulai terganggu oleh gatal yang ditimbulkan bintik cacar tersebut. Untuk mengatasinya saya oleskan gel pengurang gatal supaya tangan si Kecil tidak garuk-garuk. Kan, bahaya kalau digaruk nanti malah tambah menyebar bintik-bintiknya atau bahkan jadi berbekas. 
Karena  si Ayah sedang sakit dan beberapa pertimbangan lainnya akhirnya kami berangkat ke Klinik dekat rumah saja (Biasanya ke rumah sakit tempat doketr spesialis langganan si kecil sejak jaman baru lahir, tapi tempatnya agak jauh dari rumah).

Klinik tersebut cukup ramai,tapi disana tidak ada dokter spesialis anak. Setelah si Ayah diperiksa, selang beberapa waktu barulah si Kecil yang diperiksa oleh Pak Dokter. Pada Dokter saya menjelaskan kondisi si kecil diantaranya:
  • Muncul bintik merah sejak 2 (dua) hari lalu dengan panas tubuh sekitar 38 -38,5 C namun sejak bintik merahnya menyebar panas tubuhnya sudah normal kembali. 
  • Si Kecil sudah diberi obat parasetamol jika panas tubuhnya mencapai 38 C dan setiap 4 jam sekali saya oleskan salep Acyclovir, jika diantara jadwal pembelian Acyclovir si kecil masih mengeluh karena gatal saya berikan gel pengurang gatal.
  • Si kecil untuk sementara tidak dimandikan atau hanya di lap saja
Mungkin karena Pak Dokter di klinik itu bukan spesialis anak, jadi tidak terlalu banyak memberi nasehat saat konsultasi. Pak Dokter hanya menyarankan untuk terus mengoleskan salep Acyclovir sampai sembuh dan hilang bintik-bintik cacarnya. Obat yang diberikan Dokter berupa tablet Acyclovir yang sudah diracik berupa puyer dan tablet vitamin, sayangnya klinik tersebut tidak punya stok obat sirup atau drop. Pak Dokter tidak melarang si kecil dimandikan.
Dengan berbagai pertimbangan Karena kerepotan  jika memberi minum obat yang bentuknya tablet dan puyer untuk anak batita (minum obat sirup aja harus banyak trik, apalagi yang puyer dan tablet  -_-' ), akhirnya obat-obat dari Dokter tidak kami minumkan ke si kecil (daripada minum obat tapi tidak maksimal).  Meskipun begitu kami melanjutkan pengobatan cacar pada si Kecil melalui obat-obat lainnya diantaranya :
  1. Salep Acyclovir,  kami mengoleskan salep ini sekitar 4 jam sekali, saking seringnya kadang kami tak ingat kapan terakhir mengoleskan salep ke si Kecil. Saat kondisi cacar sedang banyak-banyaknya kami bisa menghabiskan 1 tube salep ini hanya dalam waktu 2-3 hari.
  2. Gell Pengurang Gatal, Sejak sakit cacar ini si kecil tiap kali kulitnya gatal pasti minta dioleskan salep. Supaya ada jeda pemakaian salep (Acyclovir)  makanya kami oles juga gel pengurang gatal, si kecil suka dengan sensasi dingin dari gel pengurang gatal, jadi setidaknya bisa mencegah si Kecil menggaruk-garuk kulitnya. Sehingga bintik cacar tidak banyak menyebar dan mencegah bekas luka akibat sisa garukan.
  3. Obat penurun Panas, Obat ini wajib dberikan jika suhu tubuh si kecil sudah lebih dari 38 C., Saat si kecil panas saya pakai Paracetamol yang lebih aman bagi si kecil.


  4. Sabun Bayi Anti Iritasi, Cacar tidak bisa sembuh dalam waktu kurang dari seminggu, sedangkan kabarnya anak yang sakit cacar tidak boleh mandi. Padahal sangat kasihan sekali jika dalam kurun waktu selama itu si kecil tidak boleh mandi. Daripada si kecil jadi kumal dan bau kecut karena tidak mandi,maka untuk mengatasi masalah tersebut, kami tetap memandikan si kecil tapi cukup satu kali sehari saja di tengah hari dengan air hangat. Tak lupa pada air mandinya ditambahkan antiseptik yaitu sabun bayi anti iritasi seperti Lactacyd Baby. Setidaknya walaupun si kecil belum sembuh benar tapi si kecil bisa merasa lebih segar dan juga terhindar dari infeksi sekunder karena tetap dimandikan

    Setelah 10 hari, akhirnya cacar si kecil sembuh. Bintik merah berkurang secara bertahap, ada yang pecah lalu mengering, ada yang kempes lalu mengering. Untungnya tidak terlalu banyak bekas cacar, hanya ada satu bopeng dekat alis

No comments:

Post a Comment