Kain berbahan dasar selulosa atau Katun bisa diwarnai secara dicelup ataupun di cap/sablon/printing oleh beberapa macam zat warna misalnya Reaktif, pigmen, Indigo,bejana,naphtol,direk, Asam dan basa. Dalam praktek sehari-hari, zat warna Reaktif, Indigo,bejana,naphtol,direk, Asam dan basa lebih umum untuk proses pencelupan sedangkan khusus untuk zat warna pigmen lebih sering digunakan untuk sablon/printing. Walaupun pada prinsipnya zat warna pigmen bisa digunakan untuk pencelupan.
Pada kain selulosa zat warna yang paling sering digunakan untuk pencelupan adalah zat warna reaktif karena memiliki warna yang cerah, range warna yang luas,ketahanan warna yang cukup baik dan pengoperasiannya yang mudah. Sedangkan Zat warna pigment sudah digunakan untuk proses pencapan/sablon dalam beberapa dekade(Aspland 1992b).
Salah satu kelebihan dari pencelupan dengan zat warna pigmen adalah tidak melewati proses pembilasan. Kelebihan lain jika melakukan pencelupan dengan zat warna pigment adalah proses finishingnya bisa digabungkan dengan proses pencelupannya itu sendiri.
Beberapa kelemahan pencelupan dengan zat warna pigment jika dibandingkan dengan pencelupan dengan zat warna reaktif adalah Ketahanan gosok ketahanan sobek dan sifat pegangan kainnya tidak baik. Namun kelemahan tersebut lebih jelas pada proses pencelupan dengan zat warna pigment daripada proses pencapan dengan zat warna pigment. Menambah jumlah pigmen yang digunakan tidak selalu menghasilkan peningkatan proporsional dalam kedalaman warna kecuali pada warna sangat muda.
Karena pigment tidak memiliki afinitas terhadap serat maupun terhadap ikatan kimia maka pengikat dan cross linker harus digunakan. Namun binder/pengikat dan cross linker ini merupakan faktor utama yang memnyebabkan kain menjadi kaku,khususnya pada kain yang berwarna tua. Metoda yang paling cocok untuk pencelupan dengan zat warna pigmen adalah dengan metode pad-dry-cure. Masalah migrasi selama pengeringan menjadi pertimbangan penting. Beberapa tahun terakhir terdapat banyak perbaikan pada bahan kimia untuk pigmen seperti binder/pengikat dan cross linker, yang membuatnya layak untuk dipertimbangkan lagi pada proses pencelupan.
Tulisan ini diperoleh berdasarkan jurnal penelitan Dr Tanveer Husain dan Rashid Ali dari National Textile University, adapun Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan sistem pencelupan pigmen yang terbaru dan sistem pencelupan reaktif.Adapun hasil Perbandingan antara Zat Warna Reaktif dan Zat Warna Pigmen,sudah di rangkum pada tabel dibawah ini dimana konsentrasi Zat Warna Reaktif dan Zat Warna Pigmen yang dibandingkan adalah 10,20,30,40,50,60,70,80,90 dan 100 g/L resep dipersiapkan sesuai rekomendasi pabrik.
Pada kain selulosa zat warna yang paling sering digunakan untuk pencelupan adalah zat warna reaktif karena memiliki warna yang cerah, range warna yang luas,ketahanan warna yang cukup baik dan pengoperasiannya yang mudah. Sedangkan Zat warna pigment sudah digunakan untuk proses pencapan/sablon dalam beberapa dekade(Aspland 1992b).
Salah satu kelebihan dari pencelupan dengan zat warna pigmen adalah tidak melewati proses pembilasan. Kelebihan lain jika melakukan pencelupan dengan zat warna pigment adalah proses finishingnya bisa digabungkan dengan proses pencelupannya itu sendiri.
Beberapa kelemahan pencelupan dengan zat warna pigment jika dibandingkan dengan pencelupan dengan zat warna reaktif adalah Ketahanan gosok ketahanan sobek dan sifat pegangan kainnya tidak baik. Namun kelemahan tersebut lebih jelas pada proses pencelupan dengan zat warna pigment daripada proses pencapan dengan zat warna pigment. Menambah jumlah pigmen yang digunakan tidak selalu menghasilkan peningkatan proporsional dalam kedalaman warna kecuali pada warna sangat muda.
Karena pigment tidak memiliki afinitas terhadap serat maupun terhadap ikatan kimia maka pengikat dan cross linker harus digunakan. Namun binder/pengikat dan cross linker ini merupakan faktor utama yang memnyebabkan kain menjadi kaku,khususnya pada kain yang berwarna tua. Metoda yang paling cocok untuk pencelupan dengan zat warna pigmen adalah dengan metode pad-dry-cure. Masalah migrasi selama pengeringan menjadi pertimbangan penting. Beberapa tahun terakhir terdapat banyak perbaikan pada bahan kimia untuk pigmen seperti binder/pengikat dan cross linker, yang membuatnya layak untuk dipertimbangkan lagi pada proses pencelupan.
Tulisan ini diperoleh berdasarkan jurnal penelitan Dr Tanveer Husain dan Rashid Ali dari National Textile University, adapun Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan sistem pencelupan pigmen yang terbaru dan sistem pencelupan reaktif.Adapun hasil Perbandingan antara Zat Warna Reaktif dan Zat Warna Pigmen,sudah di rangkum pada tabel dibawah ini dimana konsentrasi Zat Warna Reaktif dan Zat Warna Pigmen yang dibandingkan adalah 10,20,30,40,50,60,70,80,90 dan 100 g/L resep dipersiapkan sesuai rekomendasi pabrik.
Tabel Hasil
Perbandingan Zat warna Pigment dan zat warna Reaktif
(Konsentrasi
zat warna yang digunakan 10,20,30,40,50,60,70,80,90 dan 100 g/L)
No |
Parameter
|
Metode
|
Zat Warna Pigment
|
Zat Warna Reaktif
|
Kesimpulan
|
1 | Ketahanan Luntur warna Terhadap Sinar | AATCC 16-2004 dibawah sinar Xenon dengan lampu standard AATCC (AATCC Blue Wool Light fastness Standard) | Nilai 5 (pada Grayscale), konsisten dari warna muda sampai tua | Nilai 3 sampai 5 (pada Grayscale) Tidak konsisten pada setiap konsentrasi zat warna | Ketahanan Luntur warna Terhadap Sinar pada Zat warna Pigment Lebih Baik |
2 | Ketahanan Luntur warna Terhadap Pencucian (Penodaan pada kain kapas) | AATCC 61-2006 | Nilai 5 (pada Grayscale) | Nilai 5 (pada Grayscale) | Ketahanan Luntur warna Terhadap Pencucian (Penodaan pada kain kapas) Seimbang pada kedua zat warna |
3 | Ketahanan Luntur Warna Terhadap Gosokan (Kering dan Basah) | AATCC 8-2005 | Nilai 3-4 sampai 4-5 (pada Grayscale) | Nilai 4-5 sampai 5 (pada Grayscale) | ketahanan luntur warna terhadap gosokan kering dan basah pada zat warna Reaktif Lebih Baik |
4a | Kekuatan sobek kain (Arah Lusi) | ASTM D 1424-96 | 600 sampai 700-750 g Semakin tua warna kain,kekuatan sobek makin menurun | 550 sampai 650 g Kekuatan sobek kain hampir seimbang di setiap level warna | Kekuatan sobek kain (Arah Lusi) dan (Arah Lusi) pada zat warna Reaktif Lebih Baik karena tidak terjadi penurunan kekuatan sobek pada level warna manapun |
4b | Kekuatan sobek kain (Arah pakan) | ASTM D 1424-96 | 400 sampai 500—600 g Semakin tua warna kain,kekuatan sobek makin menurun | 400 sampai 500 g Kekuatan sobek kain hampir seimbang di setiap level warna | |
5a | Kekuatan Tarik pada benang Lusi | ASTM D 5034-95 | 30 – 40 Kg Kekuatan tarik hampir seimbang di setiap level warna | 30 – 40 Kg Kekuatan tarik hampir seimbang di setiap level warna | Kekuatan Tarik (Fabric Tensile strength) Seimbang pada kedua zat warna |
5b | Kekuatan Tarik pada benang Pakan | ASTM D 5034-95 | 20 – 30 Kg Kekuatan tarik hampir seimbang di setiap level warna | 20 – 30 Kg Kekuatan tarik hampir seimbang di setiap level warna | |
6 | Ketahanan Pilling | ASTM 4970-02 | Pilling Rating 1-5 | Pilling Rating 1-2 | |
kenaikan nilai ketahanan pilling (Pilling rating) meningkat secara signifikan | Hanya sedikit Kenaikan nilai ketahanan pilling (Pilling rating) | ketahanan Pilling pada Zat warna Pigment Lebih Baik | |||
7 | Kekakuan kain | ASTM 1388-96 | Stiffness Values = 2 sampai 2.5 | Stiffness Values = 1 | Zat warna Pigment Lebih Kaku |
8 | Ketahanan kusut kain | AATCC 66-2003 | Nilai 80 sampai 100 Ketahanan kusut kain pada zat warna pigment terus menurun seiring dengan bertambahnya konsentrasi/ketuaan warna pada zat warna pigment | Nilai 85 sampai 100 tidak terdapat perbedaan nilai Ketahanan kusut kain (hampir seimbang di setiap level warna) | Ketahanan kusut kain pada zat warna Reaktif Lebih Stabil |
Kesimpulan :
- Pada Parameter Kekakuan kain, Kekuatan sobek,ketahanan kusut dan ketahanan gosok Zat warna Reaktif Lebih Baik daripada zat warna Pigment karena hasil pengujiannya stabil di setiap level warna, tidak seperti pada zat warna Pigment yang hasil pengujiannya cenderung Menurun seiring dengan bertambahnya konsentrasi/ketuaan warna pada zat warna pigment. Hal ini mungkin dipengaruhi oleh semakin bertambahnya jumlah binder yang digunakan pada warna pigment yang lebih tua.
- Pada Parameter Ketahan luntur warna terhadap sinar dan ketahanan Pilling Zat warna Pigment Lebih Baik daripada zat warna Reaktif.
- Ketahanan luntur warna terhadap Pencucian dan Kekuatan tarik tidak ada perbedaan yang signifikan antara kedua jenis zat warna. Hasil pengujiannya Seimbang pada kedua zat warna
No comments:
Post a Comment